Selasa, 08 September 2015

Huruf Braille - Tak melihat bukan berati tak membaca



Sebagai sebuah bentuk komunikasi tertulis, Braille menggunakan titik-titik timbul pada kertas atau logam untuk mempermudah orang buta membaca.

Charles Barbier
Pada tahun 1821, seorang Kapten tentara Perancis bernama Charles Barbier menemukan apa yang beliau sebut dengan "night writting". Penemuan tersebut menggunakan kode dengan dua belas titik yang dikembangkan untuk kondisi di medan tempur, terutama untuk menghilangkan keharusan berbicara selama waktu gelap, ketika diam amat sangat vital. Untuk mendemonstrasikan kode barunya, Barbier mengunjungi sekolah untuk tunanetra, dimana salah satu muridnya adalah Louis Braille.



Braille sangat tertarik dengan sistem kode tersebut, namun beliau menganggapnya terlalu kompleks, maka beliau membuat versi yang lebih sederhana dengan hanya menggunakan enam titik saja. Titik-titik tersebut diatur dalam posisi yang berbeda-beda untuk mewakili angka atau huruf, dan saat ini sistem huruf Braille telah diadaptasikan kedalam hampir seluruh bahasa di dunia.



Braille, yang lahir di dekat Paris pada tahun 1809, tanpa sengaja melukai salah satu matanya ketika sedang bermain dengan "awl" (alat penusuk; alat dengan ujung tajam untuk menandai permukaan datar atau membuat lubang kecil). Beliau kehilangan pengelihatan mata yang lainnya sebagai akibat dari infeksi dan ini menjadikannya buta total.
Louis Braille

Diterjemahkan dari buku "The Book of Origins" - Trevor Homer; PLUME - Juni 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar